dakwah dengan media cetak
DAKWAH MEDIA CETAK
Makalah ini disusununtuk
memenuhi
tugas Mata Kuliah
Al Islam dan
Ke-Muhammadiyahan III
Dosen Pengampu :Agus Miswanto, M.A.

Disusun Oleh :
Dina Suci W
|
16.0401.0061
|
Nur Rochman
|
16.0401.0062
|
Fifi Suciati
|
16.0401.0063
|
Halim Mukhtar
|
16.0401.0066
|
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAGELANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Quran telah menjelaskan
pentingnya membaca dan menulis. Hal ini seperti termaktub dalam surat al-‘Alaq
ayat 1-5.
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ
الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ
بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (5
“Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang
menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Rabbmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qolam
(pena). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al
‘Alaq: 1-5).
Dimana ayat tersebut adalah ayat yang pertama
kali diturunkan oleh Allah swt.kepada utusan-Nya, yakni Rasulullah saw. melalui
Malaikat Jibril, a.s. ketika beliau sedang berkhalwat di Gua Hira. Ini menandakan bahwa membaca dan menulis adalah penting, karena
dengan membaca dan menulis manusia akan memperoleh ilmu dan pengetahuan.
Sebagai umat Islam, kegiatan membaca
dan menulis tidak boleh ditinggalkan, harus terus digalakkan, baik itu
anak-anak maupun orang dewasa. Pada dasarnya, dakwah tidak hanya dalam bentuk
lisan, akan tetapi juga dalam bentuk tulisan. Apabila dilacak penyebaran dakwah
Islam yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw., maka akan ditemukan cara
pendekatan media tulisan yaitu melalui korespondensi kepada mad’u yang jaraknya
lebih jauh. Keberangkatan duta bangsa dengan membawa surat-surat dakwah untuk
disampaikan kepada para pembesar kerajaan dan penguasa dunia saat itu, menandai
lahirnya sebuah periode dakwah baru dan berbeda dengan periode sebelumnya.Tradisi
tulis-menulis dalam sejarah Islam telah mendapat legitimasi dari al-Quran dan
tradisi yang dilakukan oleh Rasulullah.Bahkan sebelum Islam datang tradisi
tulis-menulis sudah ada walaupun bentuknya masih sederhana.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah
pengertian, dasar kewajiban, dan tujuan dakwah ?
2.
Bagaimanakah media cetak sebagai
media dan metode dakwah ?
C. Tujuan dan Manfaat
1.
Untuk
mengetahui pengertian, dasar kewajiban, dan tujuan dakwah
2.
Untuk
mengetahui film dan seni drama sebagai media dan metode dakwah.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Dakwah
Secara Etimologis,
Dakwah berasal dari bahasa arab Da,a Yad,u yang berari panggilan, ajakan,
(seruan). Pelaku dakwah disebut Da,I atau Da’iyah.[1]
Dakwah
adalah mengajak atau mendorong manusia kepada tujuan yang definitive yang
rumusannyabisa diambil dari Al quran dan Hadis, atau dirumuskan oleh Da’I,
sesuai dengan ruang lingkup dakwahnya.Dakwah adalah seruan atau ajakan kepada
keinsyafan, atau usaha mengubah situasi yang lebih baik dan sempurna, baik
terhadap pribadi maupun masyarakat.
2. Dasar Kewajiban Dakwah
Sejak awal,
islam sudah merupakan agama dakwah, yaitu agama yang menetapkan bahwa
menyebarkan kebenaran dan mengajak orang untuk menganut ajaran islam sebagai
ajaran Allah adalah tugas suci Nabi Muhammad, dan tugas suci bagi para
pengikutnya. Oleh sebab itu, ada yang berpendapat bahwa dakwah adalah
hukumnya Fardhu ‘Ain dan ada yang
berpendapat Fardhu Kifayah.[2]
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ
أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ
عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang
menyeru kepadakebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang
munkar, merekalah orang orang yang beruntung. (QS Ali Imron : 104)
3. Tujuan Dakwah
Secara
umum, tujuan dakwah adalah terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan hidup
mausia di dunia dan di akhirat yang di ridhoi oleh Allah SWT.[3]
1. Tujuan utama
Memasyarakatkan akhlak dan mengakhlakkan
masyarakat yang ssuai dengan misi Nabi Muhammad SAW.
2. Tujuan hakiki
Mengajak manusia untuk mengenal Tuhannya
dan mempercayainya sekaligus mengikuti jalan petunjuknya.
3. Tujuan umum
Menyeru manusia agar mengindahkan seruan
Allah dan Rasul Nya serta memenuhi panggilanNya dalam hal yang dapat memberikan
kebahagiaan hidupnya I dunia dan di akhirat kelak.
4. Tujuan khusus
Berusaha bagaimana membentuk suatu tatanan
masyarakat islam yang utuh fi as silmi
kaffah.[4]
Dakwah Melalui Media Cetak (Printed Publications)
Media cetak (printed
publications) adalah media untuk menyampaikan informasi melalui tulisan yang
tercetak.[5]Penggunaan media cetak sebagai wahana dakwah
sudah lama dilakukan umat Islam, baik di Indonesia mupun dunia Islam pada
umumnya.Pada masa awal dakwah Muhammadiyah, K.H. Ahmad Dahlan dan para pimpinan
persyarikatan saat itu juga telah memanfaatkan media cetak untuk kepentingan
dakwah. Bahkan pada
saat ini penerbitan teks keagamaan, baik berupa buku, majalah, buletin, surat
kabar, semakain menjamur sejalan dengan laju perkembangan media cetak itu
sendiri.[6]
Secara umum
bentuk penyajian dakwah dalam media cetak atau penerbitan bisa dikatagorikan ke
dalam tiga klompok, yaitu :
Pertama, bentuk media cetak yang utuh dan eksplisit, yakin terbitan cetak
yang secara khusus memang berisi teks tentang Islam atau materi dakwah, seperti
: (a) buku ajaran tentang tafsir Al-Qur’an, al-Hadits, Ibadah. Muamalah,
akhlaq, dan sebagainya; (b) buku acuan mengenai topik-topik tertentu; (c)
majalah atau buletin khusus; (d) cerita bergambar atau komik; (e) buku saku,
dan sebagainya.
Kedua, bentuk media cetak rubrik eksplisit. Materi dakwah dikemukakan
dalam bentuk rubrikasi agama dalam suatu penerbitan cetak, misalnya: di koran,
majalah, tabloit, maupun bentuk terbitan umum yang lain.
Ketiga, bentuk
media cetak secara emplisit. Pesan-pesan dakwah tidak disuguhkan secara
ekslisit melainkan diolah dalam secara integratif dalam tulisan lain. Bentuk
yang ketiga ini penting, terutama apabila pesan dakwah berkaitan dengan sistem
nilai.
Di samping itu,
pesan-pesan dalam bentuk implict ini akan lebih mudah diterima pembaca,
sehingga dakwah lebih efektif. Ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan
dalam rangka lebih meningkatkan efektivitas pemanfaatan media cetak sebagai
wahana dakwah, yaitu:
Pertama, tingkat
keterbacaan penyajian tulisan yang sering kurang mempertimbangkan wawasan serta
kemampuan objek dakwa. Hal tersebut bisa terjadi karena penyuguhanya kurang
memahami cara penulisan yang efektif atau karena gaya penulisan terlalu
akademik, terlalu normatif, atau pun bisa pada wawasan penulisan.
Kedua,
pemilihan tema atau topik yang kuran menyentuh pada realitas persoalan atau
kebutuhan riil masyarakat sebagai objek dakwah. Pemilihan topik dan penyuguhan
materi atau pesan dakwah hendaknya dilakukan melalui proses pengolahan kreatif
dengan memperhatikan persoalan dan kebutuhan nyata objek dakwah, sehingga mampu
menjawab dengan tepat kebutuhan dan kepentingan mereka (human need dan human
interest). Dengan demikian dakwah benar-benar kontekstual dan fungsional,
karena dirasakan manfaatnnya oleh masyarakat.
Ketiga, kiranya
diperlakukan lebih banyak ilustrasi yang menyangkut kehidupan sehari-hari dalam
masyarakat.Kritik yang sering dilontarkan para pakar komunikasi ialah bahwa
dakwah Islam sering terlalu mengawang-awang dan tidak membumi.
Keempat,
seperti telah disampaikan di atas, diperlukan lebih banyak lagi bentuk
penyuguhan pesan dakwah yang implisit dan integratif dalam berbagai bentuk
karya tulis yang lain.
Kelima, hal
yang berkaitan dengan tampilan penyuguhan. Baik dari desain atau lay out tulisan,
pemilihan grafis, ilustrasi, maupun sampul atau cover penerbit itu sendiri
perlu mendapat peratian pula. Masih terlihat kesan bahwa perwajahan buku atau
terbitan dakwah kurang mendapat perhatian, padahal tampilan penyuguhan ini
meerupakan daya Tarik utama bagi seorang pembaca.
Berdakwah
menggunakan sarana media cetak memerlukan bakat mengarang karena media cetak
merupakan sarana komunikasi tulisan. Banyak da’I yang mampu berbicara memikat
di depan mimbar tetapi tidak mampu menuangkannya dalam sebuah karangan. Jadi,
frekuensi dakwah billisan jauh lebih besar daripada dakwah bilqalam
(tulisan).Tetapi, banyak pula ai kita yang hebat di mimbar dan hebat pula
di menulis.[7]
Dalam islam, faktor tulisan dan menulis ini merupakan media awal yang sma usianya
dengan media tatap muka. Firman Allah : “tulislah
apa yang terjadi, dan apa yang akan terjadi sampai hari kiamat, baik perbuatan,
peninggalan, maupun pemberian. Lalu, Alquran pun menuliskan apa yang telah
terjadi dan yang akan terjadi sampai hari kiamat”
Sesunggunya apa
yang pertama diciptakan Allah adalah Al Qalam, kemudian Allah menciptakan Nun
yakni tinta. Sederetan da’I penulis yang merekam pahatan sejarah da ajaran
islam dalam karangan karangannya, seperti Al Ghazali, Imam nawawi, omar khayam,
Ath thabari, Ibnu Rusyd, Muhammad Abduh, Jamaluddin Al Afghani, Sayyid Rasyid
Ridho, Mustafa Al maraghi, dan lainnya.
Para jurnalis
muslim di ndonesia antara lain, Nuruddin Arraniri, Hamzah Fansuri, Abdurrauf
Singkel, Syaikh Yusuf Al makassari, Syamsuddin Sumatrani, Syaikh Muhammad
Arsyad Al Banjari, Syaikh Ahmad Khatib Al Minangkabawi, Syaikh Abdussahamad Al
Falimbani, Syaikh Nawawi Al Bantani, Syaikh Mahfudz At tirmisi, Syaikh Abdul
Ghani Bima, Syaikh Ihsan Al Jamfasi Al kadiri, K.H Hasyim Asy’ari, A. Hasan, M.
Natsir, Hamka, Teungku Hasbi Ash Shiddiqie, dan lain lain.
Di masa
sekarang kita bias menyebut sederetan nama nama da’I penulis yang menyampaikan
gagasan gagasan atau dakwahnya melalui tulisan yang
menyebar di media massa, antara lain : K.H Abdurrahman wahid, Prof. Dr. Quraish
Shihab, Prof. Dr. Amien Rais, Prof. Dr. Alwi Shihab, K.H A Mustofa bisri, K.H
MA. Sahal mahfudz, Emha Ainun Najib, bahkan K.H Abdullah Gymnastiar (Aa Gym).
Media cetak
yang berisi dakwah sudah cukup berkembang. Majalah di Indonesia yang bernuansa
islam periode awal dapat disebutkan : panji islam, pedoman masyarakat, pembela
islam, soeloeh islam, semangat islam, dan Al Lisan. Pada zaman kemerdekaan
pernah pula jaya majalah majalah islamseperti gma islam. Dewasa ini ada majalah
risalah, suara masjid, Al muslimun, panji masyarakat, amanah, kiblat, risalah
uluml quran, ummat, sabili, hidayatullah, ummi, nurani, aula, tabloid massa,
dan lain lain tetapi tiras majalah tersebut sangat tidak seimbang dengan jumlah
masyarakat islam di Indonesia.
Bahkan diantara
penerbit tersebut ada yang seperti hidup segan mati tak mau.Kurang maraknya
tirasmajalah atau media cetak dakwah islamiyah ini suatu hal yang
memprihatinkan di tengah derasnya masuk penerbitan berupa buku buku dan majalah
asing yang membawa dampak negative bagi keberlangsungan budaya kita.
Cakupan luas
dakwah ini merupakan keharusan.Tapi juga pemahaman bahwa dakwah itu juga harus
mengalami deferensiasi bentuknya.Perbedaan itu perlu.Mari kita lihat kenyataan,
bacaan anak anak kita adalah bacaan Kristen, seperti mulai dari Cinderella
hingga putri salju.
Maka menurut
hemat penulis, tampaknya bidang garapan dakwah melalui media massa, dengan
berbagai lingkup media, perlu digalakkan agar dakwah mengena sasaran dan dengan
demikian tujuan yang kita inginkan dapat tercapai.[8]
Ada
pun yang termasuk dalam media cetak, antara lain:
1. Buku
Buku merupakan kumpulan tulisan seseorang yang
telah disusun sehingga sehingga seseorang dapat membacanya secara sistematis
apa yang diungkapkan oleh penulisnya. Dengan membaca seseorang dapat memperoleh
informasi. Dengan membaca buku seseorang memperoleh pengetahuan dan wawasan
tentang sesuatu dan dengan membaca buku seseorang dapat belajar secara otodidak.
Buku merupakan jendela ilmu . melalui buku
informasi-informasi atau pesan-pesan dakwah dapat disebarluaskan secara mudah
kepada sasaran dakwah. Dalam hal ini, buku dan penerbitan buku cukup efektif sebagai media dakwah
kepada khalayak dan sasaran dakwah.
Para ulama salaf telah mempergunakan media buku
sebagai media dakwah yang efektif. Bahkan buku-buku dapat bertahan lama, dan
dapat menjangkau masyarakat secara luas, menembus ruang dan waktu. Para da’i
atau ulama penulis cukup banyak yang telah mengabadikan namanya. Bahkan sampai
sekarang kitab karya ulama terdahulu masih tetap dikaji , seperti imam
Al-Ghazali menulis Ihya’ulumuddin, Imam nawawi menulis Riyadhus
Sholihin dan lain-lain.
2. Surat Kabar
Surat kabaradalah salahsatu media cetak yang terbit
setiap hari. Ada yang terbit pagi hari dan adapula yang terbit sore hari.
Karena terbitnya setiap hari itulah. Surat kabar mampu mengangkat berita-berita
hyang aktual.
Surat kabar beredar dimana-mana karena disamping
harganya murah , beritanya juga up to date , dan memuat berbagai jenis berita. Headline
(pokok berita) membawa daya tarik terhadap surat kabar , disamping
berita-berita lainnya. Surat kabar cepat sekali peredarannya sebab jika
terlambat beritanya akan out of date.
Dakwah melalui surat kabarv cukup tepat dan cepat
beredar ke berbagai penjuru. Karena itu dakwah melalui surat kabar sangat
efektif dan efisisen, yaitu dengan cara da’i menulis rubrik di surat kabar
tersebut, misalnya berkaitan dengan rubrik agama.
3. Majalah
Majalah biasanya terbit dalam bentuk buku danterbit
dalam waktu berkala, tergantung waktu terbitnya, ada mingguan, tengah bulan,
bulanan, dan seterusnya. Majalah mempunyai fungsi menyebarkan informasi atau
misi yang dibawa oleh penerbitnya kepada khalayak. Majalah biasanya memiliki
ciri tertentu, ada yang khusus wanita, remaja, pendidikan, keagamaan,
teknologi, kesehatan, olahraga, dan sebagainya.
Sekalipun majalah telah memiliki ciri tersendiri,
tetapi majalah masih dapat di fungsikan sebagai media dakwah, yaitu dengan cara
menyelipkan misi dakwah kedalam isinya,
bagi majalah yang bertema umum. Jika majalah tersebut majalah keagamaan dapat
dimanfaatkan sebagai majhalah dakwah. Saat ini telah bermunculan
majalah-majalah yang menyebarkan informasi keagamaan sebagai media dakwah. Jika
berdakwah melalui majalah maka seorang da’i dapat memanfaatkannya dengan cara
menulis rubrik atau kolom yang berhubungan dengan misi dakwah islam. Majalah
sangat efektif sebagai media dakwah dan
penyebar informasi-informasi keagamaan.
Disamping media cetak seperti yang telah disebutkan
diatas yaitu Buku, surat kabar, majalah, juga terdapat media cetak lain yang dapat digunakan sebagai
media dakwah, seperti brosur , buletin, dan lain-lain yang mempunyai fungsi
yang sama yaitu menyebarkan informasi melalui media cetak.
Seperti yang sudah kita ketahui Muhammadiyah
menerbitkan majalah Suara Muhammadiyah atau yang biasa kita sebut dengan SM
yang terbit pertama kali pada bulan Januari 1916 dan menjadi majalah tertua di
indonesia yang membersamai perjalanan sejarah Muhammadiyah dan Indonesia.
Sampai tahun 1923 penyebaran SM masih terbatas di pulau jawa dan menggunakan
bahasa Jawa dan melayu. Seiring dengan perkembangan Muhammadiyah yang mulai
diterima secara luas di seluruh indonesia. Maka SM mulai menggunakan bahsa
indonesia dalam setiap penerbitannya. Sejak tahun 1988, Suara Muhammadiyah
resmi terdaftar sebagai pers Internasional dengan nomor Internasional Standard
Serial number [ISSN] : 0215-7387.[9]
Sebagai pers resmi persyarikatan Muhammadiyah, SM
berfungsi sebagai media informasi dan komunikasi antarwarga persyarikatan.
Sebagai upaya mendekatkan diri dengan pembaca, SM juga menerima naskah dari
pembaca yang disesuaikan dengan tema penerbitan pada setiap edisi. Kini SM juga
telah mengembangkan diri dengan menerbitkan buku yang memuat tema tentang Islam
dan Kemuhammadiyahan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah dipaparkan
berkaitan dakwah media cetak, maka jelaslah bahwa dakwah tidak hanya dapat
dilakukan melalui lisan, akan tetapi dapat juga melalui tulisan. Karena, Nabi
Muhammad saw. pun telah memberi teladan bagaimana berdakwah melalui tulisan.
Keberangkatan duta
bangsa dengan membawa surat-surat dakwah untuk disampaikan kepada para pembesar
kerajaan dan penguasa dunia saat itu, menandai lahirnya sebuah periode dakwah
baru dan berbeda dengan periode sebelumnya. Alasan Nabi Muhammad saw. adalah,
pertama, secara internal, semakin stabilnya situasi Negara Madinah dari manuver
politik yang dilakukan oleh kalangan munafik dan semakin terdesaknya kaum
Yahudi di tanah Khaibar. Kedua, secara eksternal: situasi dunia yang dilanda
“chaos”, akibat peperangan yang dilakukan oleh kedua imperium yaitu Romawi dan
Persia.
Teladan dakwah melalui
media tulisan yang telah diberikan oleh Rasulullah SAW. tentu masih dapat
diterapkan pada era globaliasi saat ini. Melalui media cetak yang didalamnya
ada tulisan-tulisan, media cetak dapat digunakan sebagai media dakwah. Media
cetak adalah saluran komunikasi di mana pesan-pesan verbalnya (tertulis) maupun
dalam bentuk gambar-gambar seperti karikatur dan komik dilakukan dalam bentuk
tercetak. Media ini sangat baik disebar luaskan untuk mereka yang bisa membaca
dan memiliki waktu senggang yang cukup. Media cetak adalah media masa yang
menggunakan surat kabar/koran, majalah, serta buku. Media cetak sebagai media
massa memiliki beberapa fungsi, yaitu menyiarkan informasi, mendidik,
menghibur, dan memengaruhi. Melaluifungsi-fungsi tersebut, khususnya fungsi
memengaruhi, media cetak dapat melakukan kontrolsosial secara bebas dan bertanggungjawab.
.
DAFTAR PUSTAKA
Miswanto. Agus, Zuhron
Arofi, 2016, Sejarah islam dan Kemuhammadiyahan,
Amin. Samsul Munir,M.A,
2009, Ilmu Dakwah, Jakarta : Amzah.
Amim. Samsul
Munir,M.A, 2008, Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam, Jakarta : Amzah.
PP Muhammadiyah, 2016,
Dakwah Kultural Muhammadiyah, Suara Muhammadiyah
LP3M Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta ,2012,Ensklopedi Muhammadiyah,Yogyakarta.
[1]Agus Miswanto,Zuhron Arofi, M,2016.Sejarah Islam dan Kemuhammadiyahan,166.
[2]Ibid,Hal ,167.
[3]Samsul Munir Amin,2009,Ilmu Dakwah,59.
[4]Ibid,Hal.67.
[5]Ibid,Hal. 122.
[6]PP Muhammadiyah,2016,Dakwah Kultural Muhammadiyah,77-78.
[7]Op.cit.hal,195-196.
[8]Ibid,198.
[9]Ensiklopedi Muhammadiyah,2012, Hal 734.
Komentar
Posting Komentar